tempat sampah

Perjalanan pulang sejenak ke kota Surabaya membawaku merajut setitik kenangan yang tak mungkin terelakkan saat menyusuri jalan-jalannya yang panas,berdebu dan tak pernah sepi.
Jl. A.Yani yang selalu padat lalu lintasnya,Giant yang selalu aku kunjungi saat ingin berjalan-jalan,Jl. Mayjend Sungkono yang sangat familier dengan menara TVRI nya,bahkan ketika tak sadar mulutku berucap tentang tempat penjual nasi goreng yang enak didepan bioskop Mitra.
Memang tak bisa lagi terlupakan ataupun terhapuskan semua masa lalu yang telah aku jalani,entah dengan siapa,orang yang dulunya pernah menjadi yang istimewa dihati namun sekarang menjadi orang yang hanya bisa dikenang.
Bukanlah kita hanya bisa menjadikan kenangan sekedar menjadi kenangan dan tidak menjadikan diri kita hidup dalam kenangan?
Sekarang aku hanya bisa bercerita dalam hati,saat melalui hari-hari ku yang baru bersama suami,hari-hari yang tak akan pernah sama atau bahkan mirip dengan hari-hariku dahulu.Kadang aku sangat merindukan hari-hariku yang dahulu,saat aku selalu melewatkan hari-hariku tanpa beban,bebas kemanapun aku mau melangkah,bisa tertawa tanpa beban,berceloteh seperti burung diangkasa...
Bagaimanapun .. manusia hidup memang untuk bermain.. menyinggahi bermacam sisi sebelum saatnya kembali pada pencipta..

Lucu ..
Kalau dibilang menyesal.. ah.. nggak koq.. aku tak pernah menyesali langkah yang telah aku ambil,tokh tak ada yang merasa dipaksa ataupun memaksa..
Terkadang aku cuma ingin dimengerti .. kalau aku tak akan pernah bisa melepaskan yang sudah aku jalani dahulu,kalau aku selalu merindukan apa yang telah menjadi nafasku bertahun-tahun sebelum aku mengenalmu,kalau aku tak bisa sepenuhnya menjadi manusia baru secepat membalikkan tangan..

Ah .. betapa kecilnya aku sekarang.. entah sampai kapan aku hanya disini,menanti keajaiban terjadi... mungkin seperti yang aku pernah tulis di buku harianku sepuluh tahun lalu .. ‘manusia hanyalah wayang,dengan Tuhan sebagai dalang’
Sungguh aku ingin kau tahu... aku tak terbiasa seperti ini ..